Larangan Daki Gunung, Pengamat Pariwisata: Matikan Guide Lokal-Turis Turun

683d268247c05.jpg


Denpasar

Sejumlah pengamat pariwisata telah mengkritik keras rencana Gubernur bali, Wayan Koster, yang berencana untuk melarang kegiatan pendakian gunung di Pulau Dewata. Larangan ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada jumlah kunjungan wisatawan ke bali.

I Gusti Ngurah Wisnu Wardana, seorang pengamat pariwisata, mengungkapkan bahwa penerapan larangan pendakian gunung di bali akan menyebabkan penurunan signifikan dalam jumlah wisatawan yang berkunjung ke pulau tersebut. “Terlebih lagi, kegiatan mendaki gunung kini telah menjadi tren dalam wisata adventure,” kata Wardana pada Minggu (4/6/2023).

Menurut Wardana, salah satu faktor utama yang membuat pendakian gunung di bali menarik adalah kesucian tempat tersebut. Jika kegiatan mendaki gunung dilarang, nilai kesakralan gunung tersebut mungkin tidak lagi menjadi daya tarik wisata.

Selain itu, Wardana menambahkan bahwa banyak masyarakat lokal yang tinggal di sekitar gunung sangat bergantung secara ekonomi dari kegiatan pendakian gunung. “Larangan ini akan mematikan mata pencaharian para guide lokal,” ujarnya.

I Putu Anom, seorang pengamat pariwisata lainnya, memiliki pandangan yang sama. Dia berharap Gubernur Koster dapat mengevaluasi kembali keputusan untuk melarang pendakian gunung jika kebijakan tersebut benar-benar diterapkan.

Anom menjelaskan bahwa selain wisatawan, kegiatan mendaki gunung juga sering dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa. “Sejak kita masih kecil, mendaki gunung adalah hal yang biasa,” kata Guru Besar Pariwisata dari Universitas Udayana (Unud) tersebut.

Menurut Anom, pendakian gunung merupakan salah satu bentuk ujian ketangkasan dan kekuatan fisik bagi para pelajar dan mahasiswa. “Mendaki gunung adalah salah satu cara untuk menguji kekuatan fisik kita,” ungkapnya.

Sebelumnya, Koster telah menyatakan bahwa dia tetap akan melanjutkan rencana untuk melarang pendakian gunung di Pulau Dewata. Dia mengklaim bahwa pihak yang mendukung kebijakannya lebih banyak dibandingkan dengan yang menolak.

Koster berpendapat bahwa para pemandu pendakian gunung seharusnya berpikir jangka panjang. Menurutnya, dengan menjaga kesucian gunung, pariwisata bali akan dapat bertahan secara berkelanjutan.

“Jangan hanya untuk kepentingan segelintir orang, terutama untuk pekerjaan sebagai pemandu pendakian gunung, kita mengorbankan kepentingan besar dari pariwisata bali secara berkelanjutan,” tegas politikus dari PDI Perjuangan tersebut.

(gsp/hsa)