Wamenpar Ungkap Banyak Turis Keluhkan Sampah di Destinasi Wisata RI

68157665d3091.jpg


Manggarai Barat

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) RI, Ni Luh Enik Ermawati atau akrab disapa Ni Luh Puspa mengungkapkan banyak wisatawan mengeluhkan kondisi kebersihan di sejumlah destinasi wisata di Indonesia. Keluhan itu disampaikan langsung wisatawan kepada Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Puspa mengatakan Kemenpar membuat program Gerakan Wisata Bersih untuk mengatasi masalah kebersihan di destinasi wisata. Program itu sudah mulai dijalankan di sejumlah destinasi wisata sejak Januari 2025. Gerakan Wisata Bersih merupakan satu dari lima program prioritas Kemenpar.

"Program ini digagas didasari dari kegelisahan banyak sekali wisatawan yang menyampaikan ke kami bahwa banyak destinasi wisata yang belum menjaga kebersihan," kata Puspa saat aktivitasi Gerakan Wisata Bersih di Marina Waterfront Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (12/4/2025).

Labuan Bajo adalah lokasi ketiga aktivitasi Gerakan Wisata Bersih di Indonesia. Sebelumnya, gerakan serupa dilakukan di Parangtritis, Yogyakarta, dan Kota Tua, Jakarta. Ada lima destinasi prioritas lain yang akan menjalankan tahap awal program Gerakan Wisata Bersih ini. Yakni, Mandalika Lombok, Borobudur Jawa Tengah, Danau Toba Sumatera Utara Likupang Sulawesi Utara, bali, dan Banyuwangi.

“Kami pilih kota-kota ini bukan karena kotanya kotor begitu tapi karena ingin meningkatkan awareness dan menarik lebih banyak awareness di destinasi-destinasi yang saat ini sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata prioritas,” tegas Luh Puspa.

Ia mengatakan Gerakan Wisata Bersih ini diharapkan bisa membuka mata publik terkait masalah sampah. Menurut dia, masalah sampah bukan hanya soal kenyamanan wisatawan tapi juga terkait daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global.

“Kami harap tempat-tempat ini kami pilih maka akan semakin membuka mata publik bahwa masalah sampah adalah masalah serius,” ujar Luh Puspa.

“Karena masalah sampah bukan hanya soal wisatawan tidak nyaman datang ke suatu destinasi tapi ini sudah menggangu daya saing kita di tingkat global,” tegas dia.

Puspa mengatakan Labuan Bajo dipilih menjadi salah satu lokasi program Gerakan Wisata Bersih agar destinasi prioritas itu bisa menjadi contoh dalam menjaga kebersihan. “Karena Labuan Bajo destinasi prioritas, harus ditunjukkan juga dengan menjadi destinasi wisata contoh yang baik dengan kebersihan,” ujarnya.

Puspa mengatakan aksi bersih sampah saat aktivasi Gerakan Wisata Bersih di Parangtritis Yogyakarta pada 23 Januari 2025 terkumpul sekitar lima ton sampah. Berikutnya, aksi di Kota Tua Jakarta mengumpulkan sekitar 1.987 ton sampah. Jumlah sampah di destinasi wisata itu tergolong sangat banyak.

“Banyak sekali sampah-sampah ini. Ini menjadi keseriusan kita bersama untuk kita tangani,” kata Luh Puspa.

Ia berharap gerakan wisata bersih terus dijalankan setelah aktivasi hari ini. Dengan menjaga kebersihan, destinasi wisata akan mampu bersaing di kancah global.

“Ini harus menjadi satu fondasi untuk kita, semua punya komitmen bersama bahwa salah satu yang mendukung destinasi punya daya saing yang tinggi di tingkat global itu adalah masalah health and higiene-nya,” tegas mantan jurnalis dan presenter televisi itu.

(hsa/hsa)