Rencana Induk demi Pariwisata Desa Angseri yang Berkelanjutan

67db40e784512.jpg


Tabanan

Kolam air panas dengan kedalaman 1,5 meter ini sering dikunjungi oleh sejumlah turis asing. Mereka menikmati berendam sambil melihat pemandangan air terjun setinggi tiga meter dari tepi kolam.

Kadang-kadang, wisatawan mancanegara tersebut juga mengambil foto di objek wisata Air Panas Angseri. Tempat rekreasi ini memiliki tiga kolam, yaitu untuk dewasa, anak-anak, dan pengobatan. Objek wisata ini telah beroperasi sejak tahun 2007.

Salah satu pegawai Air Panas Angseri, Wayan Biasa, menjelaskan bahwa sumber air panas objek wisata ini berasal dari air bawah tanah di Tukad (sungai) Panahan. Pengelola tempat wisata ini kemudian mengalirkan air tersebut ke kolam-kolam menggunakan pipa sepanjang 300 meter. “Air panas ini juga tidak pernah surut,” kata Biasa kepada detikBali, Minggu (16/2/2025).

Biasa mengungkapkan bahwa Air Panas Angseri belum terlalu dikenal oleh banyak pelancong. Jumlah turis pada hari Senin hingga Jumat biasanya tidak mencapai 20 orang per hari. Namun, pada akhir pekan, sekitar 100 wisatawan datang ke objek wisata ini.

Air Panas Angseri buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 18.00 Wita. Adapun, tarif tiket untuk turis domestik dewasa adalah Rp 10 ribu dan anak-anak Rp 6 ribu. Namun, jika ingin berendam di ruang privat, tiketnya adalah Rp 30 ribu per jam. “Wisatawan cukup membayar ruangan privatnya saja dan bisa diisi oleh lima orang,” jelas pria berusia 39 tahun itu.

Sementara itu, untuk turis asing, harga tiketnya adalah Rp 50 ribu per orang. Harga tiket tersebut sudah termasuk sewa ruang berendam.

Ruang berendam privat Air Panas Angseri, Tabanan, bali, Minggu (16/2/2024). Ruang privat ini bisa diisi oleh lima orang dengan waktu berendam maksimal satu jam. Foto: Gangsar Parikesit/detikBali

Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Angseri, I Ketut Nuartha, menyatakan bahwa desa yang terletak di ketinggian 640 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan memiliki suhu sejuk ini memiliki beberapa objek wisata. Di antaranya adalah Air Panas Angseri, Air Panas Eka Tirta, Kebun Putu, Pondok Leera, dan Tasta Zoo.

Desa Angseri memiliki pemandangan berupa hamparan sawah dan pepohonan. Beberapa potensi tersebut yang nantinya akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke desa seluas 758,16 hektare ini. “Kami ingin menjual view seperti Ubud dan tetap menjaga keberadaan sawah,” papar Nuartha pada Rabu (26/2/2025).

Tidak ingin seperti kawasan Canggu dan Legian, Desa Angseri menetapkan masterplan (rencana induk) pengembangan pariwisata di desa tersebut. Pembangunan di Canggu dan Legian semakin masif seiring meningkatnya kunjungan turis ke kawasan wisata tersebut. Akibatnya, kemacetan sering terjadi di dua kawasan wisata yang terletak di Kabupaten Badung, bali, ini.

Warga Desa Angseri kemudian bermusyawarah untuk menetapkan rencana induk pariwisata. Rencana induk ini meliputi penataan lingkungan dan bangunan penunjang pariwisata.

Nuartha mencontohkan bahwa tempat suci di Desa Angseri harus tetap terjaga dan tidak beralih fungsi. Selain itu, bangunan penunjang pariwisata seperti vila harus terbuat dari kayu atau bambu. “Kami juga menyiapkan agar perizinan untuk investor yang berinvestasi di sini melalui satu pintu agar masyarakat bisa menikmati dampak pariwisata,” ujar pria berusia 43 tahun tersebut.

Kepala Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Cahaya Pesona Mandiri, Wayan Cekug, memiliki pendapat yang sama. BUMDes Cahaya Pesona Mandiri adalah badan usaha milik Desa Angseri.

Cekug menjelaskan bahwa rencana induk pariwisata ini akan menjadi acuan pengembangan pariwisata di Desa Angseri. “Kami membutuhkan masterplan untuk mengantisipasi masa depan, misalnya ketika ada investor yang masuk, pembangunan harus menyesuaikan dengan masterplan (pariwisata) kami,” ungkap pria berusia 64 tahun itu.

Kepemilikan rencana induk pariwisata ini menjadi salah satu pertimbangan BRI dalam menetapkan Desa Angseri sebagai Desa BRILiaN 2023 dengan kategori Tata Kelola Terbaik. Desa BRILiaN merupakan program pengembangan desa yang diselenggarakan oleh BRI untuk mengembangkan potensi desa.

Ada empat aspek yang dinilai, seperti kehadiran BUMDes yang aktif sebagai penggerak ekonomi desa, implementasi digitalisasi (keuangan digital dan pemanfaatan produk BRI), inovasi dalam pemecahan masalah sosial di desa, hingga keberlanjutan untuk menyejahterakan masyarakat melalui sektor unggulan di desa tersebut.

Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya, mengungkapkan bahwa Desa Angseri dapat menjadi Desa BRILiaN karena memiliki beberapa kelebihan. Misalnya, tersedianya jaringan air bersih untuk seluruh masyarakat dengan sistem yang terukur dan terjangkau.

Desa Angseri juga memiliki perencanaan pembangunan berkelanjutan atau masterplan desa. “Perencanaan ini bertujuan untuk mengatur pembangunan dengan terarah dan terukur,” ujarnya.

BRI, Hery menambahkan, memberikan pendampingan dari akademisi untuk meningkatkan kapasitas pemerintah Desa Angseri. Selain itu, bank pelat merah tersebut juga mendukung penguatan BUMDes Cahaya Pesona Mandiri agar lebih profesional dan transparan dalam pengelolaan usaha desa.

(gsp/iws)