Deskripsi tentang Desa Penglipuran yang terkenal dengan kebersihan dan tradisinya.

6814990ca8841.jpg

Deskripsi tentang Desa Penglipuran yang Terkenal dengan Kebersihan dan Tradisinya

Desa Penglipuran, sebuah desa kecil yang terletak di Kabupaten Bangli, bali, Indonesia, telah menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik perhatian banyak orang, baik lokal maupun internasional. Desa ini terkenal karena kebersihannya yang luar biasa serta kekayaan tradisi dan budaya yang tetap terjaga hingga saat ini. Desa Penglipuran tidak hanya menawarkan pemandangan yang menakjubkan, tetapi juga memberi pengunjung pengalaman langsung tentang kehidupan masyarakat bali yang masih memegang teguh nilai-nilai leluhur.

Sejarah Desa Penglipuran

Desa Penglipuran memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Nama "Penglipuran" berasal dari kata "Pengeling" yang berarti "kenangan" dan "Pura" yang berarti "tempat suci". Secara harfiah, Desa Penglipuran dapat diartikan sebagai desa yang menjaga kenangan atau tradisi leluhur. Menurut cerita turun-temurun, desa ini didirikan oleh sekelompok orang dari Desa Bayung Gede, sebuah desa kuno di bali. Mereka bermigrasi ke daerah ini dan membangun kehidupan baru sambil tetap mempertahankan tradisi dan kebudayaan mereka.

Desa Penglipuran secara resmi diakui oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1976 sebagai desa adat. Sejak itu, desa ini terus berkembang menjadi destinasi wisata budaya yang menarik. Pada tahun 2012, Desa Penglipuran dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia oleh majalah internasional, meningkatkan popularitasnya di mata dunia.

Arsitektur dan Tata Ruang Desa

Salah satu hal yang paling mencolok dari Desa Penglipuran adalah arsitektur dan tata ruangnya yang unik dan teratur. Saat memasuki desa ini, pengunjung akan disambut oleh jalan setapak yang luas dan bersih, diapit oleh deretan rumah tradisional bali yang berjajar rapi. Setiap rumah memiliki desain yang seragam, dengan gerbang berbentuk "candi bentar" sebagai pintu masuk utama.

Rumah-rumah di Desa Penglipuran dibangun dengan material tradisional seperti kayu, bambu, dan alang-alang. Atapnya berbentuk limasan, yang merupakan ciri khas arsitektur bali. Setiap rumah memiliki tiga bagian utama: "natah" (halaman depan), "natah tengah" (halaman tengah), dan "natah belakang" (halaman belakang). Halaman depan biasanya digunakan untuk kegiatan sehari-hari, seperti memasak dan berkumpul, sedangkan halaman tengah dan belakang digunakan sebagai tempat istirahat dan tempat pemujaan.

Selain rumah penduduk, Desa Penglipuran juga memiliki beberapa bangunan penting, seperti Pura Puseh, Pura Dalem, dan Bale Banjar. Pura Puseh adalah tempat pemujaan untuk para leluhur, sedangkan Pura Dalem digunakan untuk memuja Dewa Siwa. Bale Banjar merupakan tempat berkumpulnya masyarakat untuk membahas berbagai masalah sosial dan keagamaan.

Kebersihan yang Terjaga

Salah satu alasan utama mengapa Desa Penglipuran begitu terkenal adalah tingkat kebersihannya yang luar biasa. Desa ini dikenal sebagai salah satu desa terbersih di Indonesia, bahkan di dunia. Kebersihan desa ini bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan hasil dari kesadaran dan komitmen tinggi seluruh warga desa.

Setiap pagi, warga desa bersama-sama membersihkan lingkungan sekitar mereka. Mereka tidak hanya membersihkan halaman rumah mereka sendiri, tetapi juga jalan umum dan fasilitas umum lainnya. Selain itu, desa ini memiliki sistem pengelolaan sampah yang sangat baik. Sampah organik dan non-organik dipisahkan dengan rapi, dan sampah organik diolah menjadi kompos yang digunakan untuk memupuk tanaman di sekitar desa.

Kebersihan Desa Penglipuran juga didukung oleh aturan adat yang ketat. Warga desa dilarang membuang sampah sembarangan atau melakukan aktivitas yang dapat merusak lingkungan. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat dikenakan sanksi adat yang cukup berat.

Tradisi dan Budaya yang Tetap Lestari

Desa Penglipuran tidak hanya terkenal karena kebersihannya, tetapi juga karena tradisi dan budayanya yang tetap lestari. Warga desa masih mempraktikkan berbagai upacara adat dan keagamaan, baik secara individu maupun kolektif. Beberapa upacara yang paling terkenal adalah upacara Galungan, Kuningan, dan Nyepi.

Selain itu, Desa Penglipuran juga memiliki tradisi unik yang disebut "Mekare-kare" atau "Perang Pandan". Tradisi ini biasanya dilaksanakan setiap tahun sebagai bagian dari upacara keagamaan. Dalam tradisi ini, para pria desa akan saling beradu menggunakan pandan berduri sebagai simbol ketangguhan dan keberanian.

Desa ini juga terkenal dengan kerajinan tangan tradisionalnya, seperti anyaman bambu dan ukiran kayu. Produk-produk kerajinan ini tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga dijual sebagai cinderamata bagi para wisatawan.

Kehidupan Sosial dan Ekonomi

Kehidupan sosial di Desa Penglipuran sangat harmonis dan gotong royong. Warga desa saling membantu dalam berbagai kegiatan, baik dalam hal keagamaan, sosial, maupun ekonomi. Mereka juga sangat menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan agama.

Secara ekonomi, sebagian besar penduduk Desa Penglipuran bekerja sebagai petani, pengrajin, dan pedagang. Namun, dengan berkembangnya pariwisata di desa ini, semakin banyak warga yang beralih ke sektor jasa, seperti membuka homestay, restoran, dan toko cinderamata.

Potensi Wisata

Desa Penglipuran menawarkan berbagai potensi wisata yang menarik. Selain menikmati keindahan arsitektur dan kebersihan desa, pengunjung juga dapat mengikuti berbagai aktivitas budaya, seperti belajar membuat anyaman bambu, mengikuti upacara adat, atau sekadar bersantai menikmati suasana pedesaan yang tenang dan damai.

Desa ini juga memiliki beberapa spot foto yang instagrammable, seperti jalan setapak yang diapit oleh deretan rumah tradisional, halaman rumah yang dihiasi dengan bunga-bunga cantik, dan Pura Puseh yang megah.

Kesimpulan

Desa Penglipuran adalah salah satu contoh nyata bagaimana sebuah desa kecil dapat mempertahankan kebersihan, tradisi, dan budayanya di tengah arus modernisasi. Desa ini tidak hanya memberikan pengalaman wisata yang unik, tetapi juga mengajarkan kita pentingnya menjaga lingkungan dan melestarikan budaya leluhur. Jika Anda berkunjung ke bali, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Desa Penglipuran dan menikmati segala keindahan serta kekayaan budayanya.